Selasa, 05 November 2019

Peranan Indonesia Di Dunia Internasional

Wawan Setiawan Tirta
Selamat datang di blog ini, dan pada kesempatan ini akan mengulas materi peranan Indonesia di dunia internasional melalui keikutsertaan dalam berbagai organisasi . Dan yang pentingnya lagi kita dapat mengetahui serta memahami beberapa organisai berikut; Konferensi Asia Afrika, GNB (Gerakan Negara Non-Blok), Indonesia dan ASEAN, OKI, OPEC, PMI, Polisi Internasional, PBB, serta APEC. Demikian sambutan dari , silahkan simak ulasan dibawah ini!
 dan pada kesempatan ini  akan mengulas materi peranan Indonesia di dunia internas Peranan Indonesia Di Dunia Internasional

Peranan Indonesia di dunia internasional melalui keikutsertaan dalam beberapa organisasi, yaitu;
A. Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan konferensi yang dihadiri oleh para wakil negara berasal dari negara-negara Asia dan Afrika. Tujuan dari konferensi tersebut adalah kemerdekaan dari penjajahan. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakasa konferensi itu sesuai dengan perann politik luar negerinya. Penyelenggara KAA pertama di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955 berlangsung gemilang serta sukses. Dalam konferensi tersebut dihasilkan keputusan bersama yang terkenal dengan Dasa Sila Bandung (sepuluh prinsip hubungan internasional).

B. GNB (Gerakan Negara Non-Blok)
Hampir semua peserta KAA termasuk negara Non-Blok. Karena itu, antara KAA dengan GNB punya keterkaitan yang erat. Gagasan Non-Blok (non-align) merupakan gerakan dari negara-negara berkembang sebagai upaya agar tidak menjadi sasaran pengaruh dua blok kekuataan besar (negara-negara adikuasa). Dua blok kekuatan yang di maksud adalah blok Barat di bawah Amerika Serikat dan blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet. Saat itu blok Barat membentuk pakta pertahanan yang dikenal dengan NATO (North Atlanic Treaty Organization). Sementara blok Timur membentuk pakta pertahanan yang dikenal sebagai Pakta Warsawa. Penggagas gerakan Non-Blok adalah:
1). Presiden Soekarno (Indonesia)
2). Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India)
3). Gamal Abdul Naser  (Presiden Mesir)
4). Kwame Nkrumah (Presiden Ghana)
5). Joseph Broz Tito (Presiden Yugoslavia)

KTT GNB pertama diselenggarakan di Beograd (Yugoslavia) tanggal 1-6 September 1961 dan dihadiri oleh 25 negara. KTT tersebut merekomendasikan perlunya penghapusan segala jenis kolonialisme kepada Sidang umum PBB. Pada tanggal 1-7 Juli 1992 Indonesia menjadi tuan rumah atas penyelenggaraan KTT X GNB, dan Presiden Suharto menjadi ketua GNB masa bakti 1992-1995.

C. Indonesia dan ASEAN
ASEAN (Association of Sout East Asia Nations) merupakan organisasi kerjasama regional negara-negara kawasan Asia Tenggara. Indonesia dalam hal ini merupakan salah satu negara perintis berdirinya ASEAN.

D. Indonesia dan OKI (Organisasi Konferensi Islam)
OKI merupakan organisasi yang di bentuk oleh negara-negara Islam pada tanggal 25 September 1969, di Rabat, Maroko. Negara Islam yang dimaksud adalah negara yang secara konstitusional Islam atau negara yang mayoritas penduduknya muslim. Pemrakarsa pembentukan OKI adalah solidaritas umat Islam atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Palestina oleh tentara Zionis Israel. Secara resmi Indonesia masuk menjadi anggota OKI pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ketiga tahun 1972 di Jedah, Arab Saudi.

E. Indonesia dan OPEC (Organization of Petrolium Exporting Countries)
OPEC merupakan organisasi (kerja sama internasional) negara-negara pengekspor minyak. Organisasi ini didirikan pada tanggal 14 September 1960, di Bagdad (Irak). Pemrakarsanya adalah lima negara; Irak, Iran, Kuwait, Saudi, Arabia, Venezuela. Indonesia salah satu negara penting penghasil minyak di Asia, dan telah menjadi anggota organisasi ini sejak tahun 1962. Faktor pendorong berdirinya OPEC adalah penurunan harga minyak dunia oleh sebab permainan raksasa-rakasa perusahaan minyak seperti Shell, Exxo, Mobil, dan Gulf. Perusahaan-perusahaan minyak raksasa ini memonopoli perdagangan minyak ke negara-negara industri besar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman.

F. Indonesia dan Palang Merah Internasional
Jalinan Indonesia dengan Palang Merah Internasional dirintis sejak awal kemerdekaan. Mula-mula Presiden Soekarno memerintah Menteri Kesehatan (saat itu Boentaran Martoatmodjo) untuk mendirikan Palang Merah Indonesia ( PMI). Akhirnya PMI terbentuk pada tanggal 17 September 1945 dengan ketua Prof. Dr. Mochtar. Peran PMI pada saat itu adalah menangani para korban perang (mempertahankan) kemerdekaan. Untuk menarik simpati dunia internasional terhadap perjuangan kemerdekaan pada saat itu, PMI mengadakan hubungan dengan Palang Merah Internasional. Saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Palang Merah Internasional banyak memberikan bantuan obat-obatan, pakaian, makanan, uang, dan berbagai fasilitas yang penting lain. Sebaliknya (setelah perjuangan Indonesia berhasil) Indonesia juga banyak mengirim bantuan kepada bangsa-bangsa lain seperti Afrika, India, Pakistan, Vietnam, Laos, Filipina, dan lain-lain.

G. Indonesia dan Polisi Internasional
Dalam kaitan dengan era globalisasi, tindakan-tindakan pidana maupun perbuatan kriminal banyak yang dilakukan penjahat-penjahat kelas dunia. Mereka membantuk jaringan yang rapi dalam melakukan tindakan-tindakan itu. Ada penyelundupan, pembajakan pesawat udara, narkotika serta obat bius, terorisme, dan lain-lain. Untuk mengatasi hal tersebut ada wadah kerja sama antar lembaga kepolisian internasional yang dikenal dengan Interpol (International Police). Indonesia antara lain telah menjadi anggota Interpol, dan berkali-kali diundang dalam pertemuan-pertemuan Interpol.

H. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Pemerintah Indonesia pertama kali menjadi anggota PBB pada tanggal 27 Maret 1950. Selanjutnya pada tanggal 7 Januari 1965 pemerintahan Indonesia menyatakan keluar dari anggota PBB. Hal itu berkaitan dengan sikap PBB yang menerima Federasi Malaysia yang kala itu sedang bermusuhan dengan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 28 September 1966 pemerintah Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Sebagai anggota PBB, Indonesia berusaha menciptakan dan menjaga perdamaian dunia, salah satu caranya dengan aktif mengirim pasukan perdamaian di bawah komado PBB. Pasukan penjaga perdamaian Indonesia disebut pasukan Garuda. Pasukan pernah bertugas menjaga perdamaian ke Mesir, Kongo, Vietnam, Bosnia, dan Libanon. Peranan Indonesia di dunia internasional tidak hanya dalam bidang politik saja, tetapi juga dalam bidang lain, misalnya bidang ekonomi. Di bidang ekonomi Indonesia aktif dalam Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (General Agreement of Trariffs and Trade/GATT). Selain itu, Indonesia juga ikut organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO)

I. Berperan Serta dalam Kegiatan-kegiatan Olahraga dan Festival Budaya Internasional
Ikut sertan dalam setiap pesta olahraga internasional mulai dari Sea Games, Asiam Games, Olimpiade, dan sebagainya. Selain itu, Indonesia juga selalu mengikuti kegiatan-kegiatan promosi kebudayaan di negara sepertu mengikuti kejuaraan Dunia Paduan Suara Internasional di Jerman pada tahun 2005.

J. Terlibat langsung dalam Misi Perdamaian Dewan Keamanan PBB
Keterlibatan Indonesia dalam Misi Perdamaian Dewan  Keamanan PBB dilakukan dengan mengirimkan Kontigen Garuda atau pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik. Kontigen Garuda atau Pasukan Garuda pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian sejak 1957. Pasukan garuda telah dikirim kenegara yang dilanda konflik seperti Konggo, Vietnam, Kamboja, Bosnia, dan sebagainya. Terakhir pada tahun 2006 ini, pasukan Indonesia kembali turut serta dalam menyelesaikan konflik antara Israel dan Libanon.

K. Menjadi Anggota APEC (Asia Pacific Ekonomic Cooperation)
APEC merupakan organisasi kerja sama negara-negara di kawasan Asia Pacific di bidang Ekonomi, APEC berdiri atas gagasan Bob Hawke ( Perdana Menteri Australia). APEC berdiri pada bulan November 1989 di Canberra, Australia. Sebagi anggota APEC Indonesia berperan aktif dalam organisasi tersebut. Indonesia pernah menjadi tuan KTT APEC di Bogor pada tanggal 14-15 November 1994. Pada saat pertemuan APEC di Seattle (Amerika Serikat), Indonesia ditunjuk sebagai ketua APEC periode 1994-1995. Kepercayaan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai peranan penting dalam organisasi APEC terutama dalam upaya menjalin kerjasama antar bangsa dalam bidang ekonomi dan berupaya menciptakan perdamaian dunia.

Demikian Artikel terkait "Peranan Indonesia Di Dunia Internasional", yang bisa sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat, dan membantu dikala anda membutuhkan informasi yang telah tertulis diatas. Jangan lupa juga untuk selalu membaca artikel-artikel lainnya, di blog ini, sekian dan terimakasih. [Rg]