Di kerajaan Astina sedang dirundung duka dengan kepergian R. Lesmana Mandrakumara yang pergi tanpa pesan dan berpamitan dengan keluarganya. Dengan kepergian R. Lesmana Mandrakumara, Prabu Duryudana lalu menugaskan Patih Sangkuni untuk mencari dan membawa kembali ke Astina.
Sementara itu di tengah hutan R. Lesmana Madrakumara sedang bertapa untuk mencari dan memohon kepada Dewa agar diberi jodoh seorang putri, mengingat selama ini selalu gagal memperoleh istri. Ketika ia sedang bertapa datanglah sang Hyang Batari dan dikemukakan maksudnya, Yaitu agar Dewi Pergiwati yang telah dicalonkan dengan R. Pancawala dibatalkan dan perjodohkan kepadanya. Lalu sang Hyang Batari memberi sumping gajah nyoling yang khasiatnya bila dipakai maka si pemakai akan dapat terbang, dan Sang Batari berkata bahwa ia dapat bertemu dengan Dewi Pergiwati namun tidak dapat dijadikan istrinya sebab memang bukan jodohnya.selain itu Sang Batari juga berkata bahwa sipemakai sumping dilarang membunuh orang, congkak, sombong juga mencuri dan bertindak curang.
Sementara itu di tengah hutan R. Lesmana Madrakumara sedang bertapa untuk mencari dan memohon kepada Dewa agar diberi jodoh seorang putri, mengingat selama ini selalu gagal memperoleh istri. Ketika ia sedang bertapa datanglah sang Hyang Batari dan dikemukakan maksudnya, Yaitu agar Dewi Pergiwati yang telah dicalonkan dengan R. Pancawala dibatalkan dan perjodohkan kepadanya. Lalu sang Hyang Batari memberi sumping gajah nyoling yang khasiatnya bila dipakai maka si pemakai akan dapat terbang, dan Sang Batari berkata bahwa ia dapat bertemu dengan Dewi Pergiwati namun tidak dapat dijadikan istrinya sebab memang bukan jodohnya.selain itu Sang Batari juga berkata bahwa sipemakai sumping dilarang membunuh orang, congkak, sombong juga mencuri dan bertindak curang.
Gatotkaca Kroda - Jatim |
Pada saat itu di Kesatrian Madukara sedang membicarakan pelaksanaan perkawinan R.Pancawala dengan Dewi Pergiwati mengingat segasla sesuatunya telah siap. Pada malam harinya ketika semua orang sedang terlelap tidur, menyelinaplah R.Lesmana Mandrakumara ke Kasatrian Madukara, melihat calon temanten sedang tidur lelap, maka diambillah senjata Kala Nadah milik R.Gatokaca untuk membunuh R.Pancawala. Dengan terbunuhnya R.Pancawala gemparlah Kesatrian Madukara sebab senjata R.Gatokaca yang telah menhabisi nyawanya. Untuk mempertanggung jawabkan, maka R.Gatokaca dihukum dihutan dengan diikatkan badannya ke sebuah pohon (hukuman rante) hal ini menjadikan R.Gatotkaca gusar dan kesal sebab bukan dirinya yang membunuh R.Pancawala, tetapi senjata miliknya adalah sebagai bukti yang kuatbahwa ia adalah pembununya.
Saat di hutan Endang Pergiwa menemani suaminya R.Gatotkaca yang sedang menjalani hukuman, ketika haus dicarikan air untuk menepis dahaganya.Ketika Endang Pergiwa sedang berjalan sendiri di hutan, hal ini terlihat oleh R.Lesmana Mandrakumara, yang akhirnya Endang Pergiwa diculik dibawa terbang, karena mendengar jeritan istrinya, R.Gatotkaca meronta dan berontak sehingga tali (rante) yang mengikatnya putus terlepas.
Dengan terbebasnya R.Gatotkaca dari ikatan rante lalu mengejar penculiknya terbang kesana kemari. Ketemulah ia dengan penculik istrinya yang tiada lain R.Lesmana Mandrakumara dan terbukalah rahasianya bahwa R.Lesmana Mandrakumara orang yang membunuh R.Pancawala. Maka R.Lesmana Mandrakumara disergap dan dibawa ke Kasatrian Madukara untuk diadili. Sebelum hukuman R.Lesmana Mandrakumara dijatuhkan, datanglah rombongan Kurawa yang sedang mencarinya untuk dibawa pulang ke negara Astina kembali.
Karena belum saatnya meninggal, akhirnya R.Pancawala dapat dihidupkan kembali oleh Sri Batara Kresna.