Artikel ini berisi penjelasan tentang interaksi sosial yang terjadi antara petani singkong dan penjual keripik. Sebagaimana yang diketahui, terdapat bermacam-macam jenis kripik yang dijual di pasaran saat ini. Kripik tersebut terbuat dari bahan baku yang bermacam-macam. Ada yang terbuat dari kentang, pisang, dan singkong.
Agar dapat membuat keripik singkong, maka sang penjual haruslah terlebih dahulu mencari bahan bakunya. Biasanya mereka mendapatkan langsung dari petani singkong. Selain harganya yang murah, kualitas kesegaran buahnya juga lebih terjamin. Di sinilah awal mula terbentuknya interaksi sosial antara petani singkong dan penjual keripik.
Pastinya, petani singkong akan senang apabila ada orang yang ingin membeli singkongnya. Hal ini berarti bahwa ia tidak sia-sia dalam menanam singkong. Hasil jerih payahnya berbuah rupiah. Penjual keripik pun tidak kalah senangnya, sebab ketersediaan singkong di kalangan petani membuat ia bisa berjualan terus-menerus.
Lantas, bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara petani singkong dan penjual keripik? Nah, berikut ini akan kami jelaskan bentuk interaksi sosial yang terbangun dari kedua jenis profesi ini, petani singkong dan penjual keripik.
Yuk, berikut ini penjelasannya...
Interaksi Sosial Petani Singkong dan Penjual Keripik
Interaksi sosial yang terjadi antara petani singkong dan penjual keripik disebut interaksi sosial asosiatif dengan bentuk kerja sama. Alasan adalah mereka berdua memiliki kepentingan yang sama. Petani singkong membutuhkan penjual keripik untuk membeli hasil panen singkongnya, dan penjual keripik membutuhkan petani singkong untuk memenuhi kebutuhan bahan baku singkong agar bisa membuat keripik dan berjualan.
Demikianlah penjelasan tentang Interaksi Sosial yang Terjadi antara Petani Singkong dan Penjual Keripik. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.