Minggu, 12 April 2020

Membedakan Teks Eksemplum

Wawan Setiawan Tirta
Teks eksemplum termasuk teks cerita yang mengisahkan tokoh atau pelaku. Kisah tersebut diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan insiden dan peristiwa yang dialami tokoh, lalu ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh. Struktur teks eksemplum yang terdiri atas orientasi, insiden, dan i nterpretasi itu menjadi pembeda teks eksemplum dengan teks lain. Sebagai teks yang termasuk ke dalam teks berjenis sastra, teks eksemplum memiliki persamaan dan perbedaan dengan jenis teks berjenis sastra lain, seperti teks fabel. Pada bagian ini ditampilkan dua jenis teks yang salah satunya adalah teks eksemplum. Berdasarkan pemahamanmu terhadap teks eksemplum, kamu tentu dapat menentukan teks yang berkategori teks eksemplum. Untuk itu, baca, cermati, dan pahamilah teks “Jerapah dan Kura-kura” serta teks “Mengejar Cita” berikut!

Untuk dapat membedakan teks eksemplum dengan teks yang lain tentunya harus disajikan dua teks dari jenis yang berbeda pula. Pada tulisan ini akan disajikan dua buah teks yang berbeda jenisnya yaitu teks eksemplum dan teks fabel. Teks “Jerapah dan Kura-kura” dan Teks “Mengejar Cita” merupakan dua jenis teks yang berbeda. Teks mengejar cita merupakan teks eksemplum, sedangkan jerapah dan kura-kura merupakan teks fabel. Namun kedua teks tersebut pada bagian awalnya memiliki struktur yang sama yaitu orientasi yang berisi tentang  pengenalan tokoh. Namun pada bagian selanjutnya kedua teks tersebut memiliki struktur yang berbeda. Pada teks eksempum diakhiri dengan interpretasi, sedangkan teks fabel diakhiri dengan koda.
 Teks eksemplum termasuk teks cerita yang mengisahkan tokoh atau pelaku Membedakan Teks Eksemplum
Teks Eksemplum Mengejar Cita
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiPagi itu Dani ingin sekali bersekolah, Akan tetapi, karena kondisi keuangan keluarganya yang tidak mencukupi, dia terpaksa mengurungkan niatnya. Dani tidak bisa melanjutkan sekolah karena harus membantu ibunya yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penjual nasi. Dani hanya bisa membantu ibunya berjualan nasi pecel. Sejak ayahnya meninggal, ekonomi keluarga Dani tidak stabil. Mereka berusaha keras mengumpulkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap mendapatkan rezeki lebih agar Dani bisa bersekolah kembali.
InsidenKetika Dani berangkat menjajakan koran, tanpa disangka dia bertemu dengan temannya yang bernama Tina, anak seorang Kepala Sekolah. Perasaan iri Dani muncul ketika melihat Tina berpakaian seragam sekolah yang rapi, lengkap dengan sepatu dan tas. Akan tetapi, dia sadar bahwa dia tidak mungkin seperti Tina. Seperti biasa, dengan semangat yang luar biasa, Dani benar-benar tak merasakan lelah meskipun terik matahari siang itu begitu terasa di kulit. Dani masih tetap semangat dan termotivasi untuk mengumpulkan uang yang banyak agar bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan citacitanya. Dani berharap hari ini dia memperoleh hasil yang banyak dalam penjualan koran.

Pada saat Dani menyeberang jalan untuk mengejar orang yang ingin membeli korannya, tiba-tiba sebuah mobil menyenggolnya. Dia terjatuh ke pinggir jalan dan koran dagangannya berantakan. Wanita yang mengendarai mobil itu turun lalu menghampiri Dani yang masih tergeletak. Wanita muda itu memarahi Dani yang masih belum sadar.

Ketika Dani sadar, dia mendengar wanita itu memarahinya karena menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas masih hijau. Padahal, Dani berlari dan menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Mobil dan motor sudah berhenti. Hanya Ibu itu saja yang masih menjalankan mobilnya. Banyak saksi yang melihat bahwa Dani tidak bersalah.
InterpretasiDani tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya manatap korannya yang sudah berjatuhan dan tidak dapat dijual lagi. Dani hanya bisa diam ketika dikatakan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan itu. Dani hanya pasrah dan berharap hal itu tidak terjadi lagi padanya. Hikmah yang dapat diambil adalah jangan menyalahkan orang yang sesungguhnya tidak bersalah.
Diolah dari sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/mengejar-cita.html

Teks Fabel Jerapah dan Kura-Kura
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiAda seekor jerapah yang baru beranjak dewasa sedang makan di tengah padang rumput. Namanya Edo. Dia sangat tinggi dan jangkung. Karena lehernya paling panjang, ia menjadi sombong. Dia sering mengajak teman-teman (jerapah) untuk lomba makan daun-daun di pohon yang dahannya sangat tinggi. Berkali-kali dia memenangi perlombaan makan daun dari puncak pohon. Hal itu membuatnya semakin sombong. Dia merasa anak hewan yang paling hebat di kawasan padang rumput itu. Dia tidak menghormati para jerapah yang sudah tua, bahkan dia sering mengejeknya dengan sebutan “leher bengkok”.
KomplikasiPada suatu hari seekor jerapah tua minta tolong pada Edo. “Nak, tolong ambilkan nenek daun yang segar di ranting ujung pohon itu. Nenek sangat ingin makan daun-daun yang masih muda, hijau, lunak, dan segar. Nenek tidak bisa menjangkau sampai ke ujung pohon itu, Tolong ya, Nak Edo.”, kata jerapah tua. Dengan sombongnya Edo menjawab, “Aduh, nenek jerapah, nenek sudah tua, jangan minta yang macam-macam. Makan saja daun yang bisa nenek jangkau sendiri. Salah sendiri tidak bisa ambil daun di pucuk pohon!”. Melihat kelakuan Edo seperti itu, nenek jerapah pun pergi dengan kecewa. Kesombongan Edo juga muncul ketika seekor anak burung terjatuh saat sedang
belajar terbang. Burung kecil itu tersangkut di dahan pohon paling ujung. Edo pun dengan sombong menolak permintaan teman-temannya untuk menolong si burung kecil itu. Dia pergi meninggalkan anak burung yang tersangkut itu.
ResolusiPada hari selanjutnya, ketika Edo berjalan sendiri di padang rumput dengan leher tegak lurus ke atas dan kepala terangkat, dia berhenti dan tanpa sadar menginjak gundukan yang ternyata adalah seekor kura-kura tua. Si kakek kura-kura berusaha keras mengangkat tubuhnya dan berjalan maju selangkah agar Edo merasa jika kakinya menginjak seekor kura-kura. Ketika Edo mengetahui bahwa ada seekor kura-kura tua yang terinjak kakinya, Edo malah tidak bereaksi untuk minta maaf. Dia bahkan marah-marah sambil berkata, “Dasar kura-kura tua, aku jadi mau terjatuh kerena menginjak kamu”. Bahkan, karena
kesalnya, Edo menendang tempurung kakek kura-kura sehingga kura-kura itu terlempar beberapa jengkal. Kakek kura-kura itu tidak marah. Dengan suaranya yang lembut dia berkata, “Anak muda, janganlah kamu sombong. Kamu masih muda, tubuhmu masih kuat, sebaiknya sayangilah sesama makhluk hidup ciptaan-Nya. Suatu hari nanti, kamu juga akan menjadi tua dan pasti akan banyak yang lebih hebat dan kuat daripada kamu”. Edo tidak menghiraukan kata-kata kura-kura tua itu.
KodaTidak lama kemudian, awan mendung pun datang. Mendungnya begitu tebal. Edo tidak bergegas pergi meninggalkan padang rumput yang hendak diguyur hujan. Dia masih ingin menunjukkan kesombongannya kepada kakek kura-kura dengan melenggang santai sambil membandingkan dirinya dengan si kura-kura yang pendek dan lambat berjalan itu. Saat itu hujan pun turun sangat deras, diikuti dengan petir yang saling bersahutan. Karena hujan deras dan tiupan angin kencang, Edo, si jerapah jangkung itu, ambruk dan terjatuh ke tanah. Sementara itu, kepala kakek kura-kura aman di dalam tempurungnya karena tidak kehujanan dan terhindar dari petir yang menyambar padang rumput. Si kakek kura-kura dengan langkah pelan mendekati Edo dan berkata, “Kamu tidak apa-apa, anak muda? Bangunlah, kenapa diam dan terpana tersungkur di tanah?”. Edo menatap kura-kura tua yang sudah dihinanya itu sambil menjawab, “Kakek kura-kura, aku takut. Maafkan aku karena sudah menginjak tubuhmu. Walaupun kakek kura-kura sudah tua, tapi tetap kuat. Tempurungmu mampu menopang berat badanku ini. Maafkan aku kakek kura-kura karena sudah menendangmu. Aku berjanji tidak akan menjadi anak yang sombong lagi. Aku akan menolong sesama makhluk ciptaan-Nya.” Kakek tua tersenyum mendengar perkataan Edo. Dia sangat senang karena Edo, si jerapah jangkung, sudah menyadari bahwa sifat sombong itu tidak ada gunanya.
Sumber : http://sharingdisini.com/2012/02/21/kisah-jerapah-yang-sombong/

Perbandingan Teks Eksemplum dan Teks Fabel
No.AspekTeks EksemplumTeks Fabel
1.PengertianTeks eksmplum adalah jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi. Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tatapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.Fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Fabel  berisi banyak hikmah yang dapat kita petik.
2.Struktur
  1. Orientasi → bagian pembuka cerita atau awalan cerita.
  2. Insiden → peristiwa yang tidak diinginkan.
  3. Interpretasi → makna atau pesan dari peristiwa yang tidak diinginkan.
  1. Orientasi merupakan bagian awal dari suatu cerita.
  2. Komplikasi berisi terjadinya konflik/permasalahan antara tokoh utama dengan tokoh lain.
  3. Resolusi adalah bagian yang berisi pemecahan masalah.
  4. Koda merupakan bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
3.Ciri-ciri Teks
  1. Berisi peristiwa yang tidak diinginkan terjadi
  2. Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas
  3. Menggunakan bahasa naratif
  4. Terdapat perubahan perilaku tokoh untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama
  1. Menggunakan tokoh hewan dalam penceritaannya
  2. Hewan yang sebagai tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia (berbicara, berfikir)
  3. Menunjukkan penggambaran moral/unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan di dalam ceritanya.
4.Karakteristik
  1. Berisi peristiwa yang tidak sering terjadi
  2. Peristiwa merupakan hal yang tidak diinginkan
  3. Menimbulkan penyesalan bagi partisipan
  4. Menghadirkan diri penulis dalam interpretasi dan koda
  5. Mengandung nilai – nilai yang disarankan oleh peristiwa
  1. Penceritaan yang pendek.
  2. Menggunakan pilihan kata yang mudah.
  3. Dalam cerita fabel, paling baik yang diceritakan adalah antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
  4. Menggunakan setting alam (Schauplatz in der Natur)